ist
MAMUNGKAH – Bupati Badung Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa, Ngusaba Nini, Tawur Balik Sumpah Utama, Padudusan Agung Menawa Ratna di Pura Desa lan Puseh, Desa Adat Kerobokan Kec. Kuta Utara, Sabtu (13/7).
MANGUPURA (BALIVIRAL NEWS) –
Masyarakat Desa Adat Kerobokan melaksanakan Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih, Ngusaba Desa, Ngusaba Nini, Tawur Balik Sumpah Utama, Padudusan Agung Menawa Ratna di Pura Desa lan Puseh, Desa Adat Kerobokan Kec. Kuta Utara, Sabtu (13/7) lalu. Karya tersebut dihadiri oleh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. Kedatangan orang nomor satu di Badung ini disambut meriah masyarakat Desa Kerobokan dengan tari pendet. Dalam kesempatan tersebut Bupati didampingi anggota DPR RI A.A Bagus Adhi Mahendra Putra, anggota DPRD Badung A.A Ngurah Ketut Agus Nadi Putra, Camat Kuta Utara A.A Ngurah Arimbawa beserta tripika Kecamatan, Lurah se-Desa Kerobokan, Bendesa Adat Kerobokan A.A Putu Sutarja serta para tokoh masyarakat Puri Kelodan dan Kaleran Kerobokan.
Bupati Giri Prasta merasa bangga dapat hadir pada rangkaian karya di Pura Desa lan Puseh Kerobokan. Menurutnya, Kerobokan memiliki wilayah yang sangat besar dan luas terdiri dari 50 banjar adat, namun krama Kerobokan masih tetap mengedepankan rasa gotong-royong yang sangat luar biasa. Dikatakan bahwa ada tatanan di Desa Kerobokan yaitu Puri Kelodan dan Puri Kaleran serta Griya. Ini adalah sebuah tatanan yang sudah diwariskan oleh leluhur, jadi pemerintah badung beserta tokoh-tokoh masyarakat Kuta Utara harus melestarikan, menjaga dan memperbaiki apa yang sudah diwariskan menjadi tatanan yang dimaksud dengan dresta, pararem dan awig-awig. Dengan karya suci Mamungkah dan Ngenteg linggih ini merupakan tingkatan upacara dan upakara yang mautama. Maka Bupati paham betul akan kebutuhan krama, karena sebagai masyarakat Hindu waktu banyak habis di adat dan beryadnya, untuk itu kegiatan upacara ini dukung sepenuhnya oleh pemerintah badung. “Kita sebagai pemerintah tidak hanya akan berhenti disini, untuk seluruh umat Hindu yang ada di Kabupaten Badung akan kita bantu sepenuhnya untuk kegiatan semacam ini, karena bagi saya yadnya yang paling tinggi adalah ketika kita bermanfaat bagi orang lain,“ pungkasnya.
Sementara itu Prawartaka Karya AA Ngurah Gede Sujaya mengatakan, krama Desa Adat Kerobokan sudah lama tidak melaksanakan Karya suci ini sejak 30 tahun yang lalu, sehingga pada saat ini kembali dilaksanakan Karya di Pura desa lan Puseh Desa Adat Kerobokan. Karya ini dilaksanakan untuk menyucikan Parhyangan atau linggih Ida Sang Hyang Widhi dengan segala manifestasinya pada palinggih atau bangunan suci yang dibangun. Meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi agar selalu memberikan keselamatan dan kesejahteraan alam semesta. “Secara garis besar upacara ini adalah untuk menjaga kesucian dan menjaga alam Bali beserta isinya,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan, Pura Desa lan Puseh ini diempon oleh 50 Banjar dan 450 pura dadia. Palinggih yang sudah diperbaiki diantaranya utamaning mandala, madya mandala, bale agung, serta wantilan. “Kami selaku krama Desa Adat Kerobokan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Badung terutamanya Bapak Bupati yang sudah membantu segala kebutuhan krama disini yakni membantu memperbaiki bangunan yang ada di Pura Desa lan Puseh Kerobokan dan membantu dana kegiatan upakara yang begitu besar. Semoga dengan adanya karya ini dapat bermanfaat bagi krama Desa Adat Kerobokan dan ngerastitiang jagat Badung,” jelasnya.
Edited by N. Suardani