bvn/hmden
LOMBA BALEGANJUR – Pemkot Denpasar kembali menggelar Lomba Baleganjur Tahun 2024 di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung, yang resmi dibuka pada Jumat sore (25/10).
DENPASAR (BALIVIRALNEWS) –
Pemkot Denpasar kembali menggelar Lomba Baleganjur Tahun 2024 di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung, yang resmi dibuka pada Jumat sore (25/10). Kegiatan ini ditandai dengan penyerahan piagam dan dana pembinaan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara, didampingi anggota DPRD Kota Denpasar Wayan Suadi Putra. Lomba yang berlangsung hingga Sabtu, 26 Oktober ini bertujuan menjaring bibit-bibit seniman muda serta memperkuat seni dan budaya di Denpasar.
Di sela-sela kegiatan, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara menyampaikan, antusiasme generasi muda terhadap baleganjur sangat tinggi. Terbukti dari banyaknya anak muda di Bali, termasuk di Denpasar, yang mahir memainkan berbagai instrumen baleganjur. Komitmen Pemerintah Kota Denpasar dalam menggelar lomba ini bertujuan untuk membina, mengembangkan, dan melestarikan kesenian sakral, terutama seni tetabuhan yang ada di Kota Denpasar.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada para generasi muda menunjukkan tekniknya serta memanfaatkan olah kreativitas tangan dalam permainan seni gambelan.
“Sebagai kota yang heterogen, lomba ini diikuti oleh peserta yang lumayan banyak, nantinya pemenang lomba akan terus dibina untuk disiapkan sebagai duta seni Kota Denpasar, kami bangga melihat anak-anak muda tetap berkreativitas dan tidak kehilangan jati diri,” ujarnya
Kabid Kesenian I Wayan Narta menjelaskan, lomba kali ini bersifat terbuka untuk generasi muda Kota Denpasar yang kali ini diikuti oleh 12 sekeha. Peserta yang merupakan sekeha baleganjur sebunan tingkat desa dinas/adat dan atau/banjar se-Kota Denpasar ini menampilkan seni baleganjur dengan tema kepahlawanan/Heroik dengan durasi waktu 8-12 menit.
Dikatakannya, beberapa unsur menjadi dasar pengamatan meliputi pada kegiatan tahun ini, yakni teknik (gegedig dan tetekep), ide dan gagasan, struktur meliputi komposisi (pangawit, pangawak, pangecet), kreativitas (pengembangan musikalitas dan originalitas garapan) serta penampilan (ekspresi, gerak dan tabuh) dan pemanfaatan ruang dan stage. Sekeha yang tampil diberikan uang pembinaan Rp 15 juta dan bagi 4 peserta dengan penampilan terbaik akan diberikan tambahan uang dan penghargaan.
“Garapan baleganjur tetap mempertahankan struktur tabuh baleganjur tradisi yang dikembangkan (dikreasikan) dan atraksi yang disesuaikan dengan tema dan judul garapan. Sentuhan inovasi menjadi tolak ukur kreativitas, pola struktur lagu dikemas dalam satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan,” jelasnya. (wes/hmden)