ist
DISINFEKTAN – Ketua STT Satria Dharma Yowana Dewa Nyoman Widana bersama anggota didampingi Kelian Banjar Kertasari Gusti Ngurah Sardula dan pengurus banjar lainnya sebelum bergerak melakukan penyemprotan disinfektan.
DENPASAR (BALIVIRAL NEWS) –
Larangan mengarak ogoh-ogoh sehari sebelum Nyepi, Selasa (24/3), tak membuat para yowana kecewa. Mereka menyadari bahwa keselamatan harus dinomorsatukan di tengah serangan virus corona (covid-19) yang tengah mengganas.
Sebagai gantinya, para yowana menggelar aksi bakti sosial yang diyakini lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak. Sekeha Teruna Teruni (STT) Satria Dharma Yowana, Banjar Kertasari Peguyangan, Denpasar Utara misalnya, menggelar penyemprotan disinfektan untuk mencegah mewabahnya covid 19.
Ketua STT Satria Dharma Yowana Dewa Nyoman Widana saat ditemui di sela-sela penyemprotan menyatakan, kegiatan ini dilakukan agar para yowana memiliki kepedulian terhadap lingkungan. “Kegiatan ini juga untuk memberi ruang dan waktu kepada yowana sehingga terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif yang tidak diinginkan,” ujarnya.
GN Sardula beri pengarahan
Sementara Kelian Banjar Kertasari Gusti Ngurah Sardula didampingi pengurus banjar lainnya Gusti Semarajaya dan Kepala Lingkungan Ketut Sunaka mengakui kegiatan ini untuk mengisi kekosongan waktu bagi para yowana. Pihaknya hanya mengarahkan agar kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan. “Di tengah derasnya serangan covid-19, penyemprotan disinfektan ini kami pikir sangat tepat dilakukan,” ujarnya.
Ditanya wilayah yang akan dijangkau, Sardula memastikan semua wilayah Banjar Kertasari akan terjangkau penyemprotan ini. “Kami didukung disinfektan sekitar 190 liter, bantuan donatur dan BPBD Provinsi Bali,” katanya.
Selain para yowana yang berjumlah 48 orang, pihaknya juga mengerahkan pecalang serta relawan untuk mem-back up. Personel ini dibagi menjadi enam kelompok dan bergerak secara bersama.
Ditanya mengenai serangan covid yang kian mengganas, Sardula mengimbau warganya untuk menggikuti imbauan maupun instruksi dari pemerintah. Salah satunya tidak boleh berkumpul lebih dari 15 orang. Selanjutnya melakukan social distance yakni jaga jarak minimal satu meter, menjaga kebersihan serta melakukan penyemprotan mandiri di rumah masing-masing. Satu lagi, warga diimbau tidak keluar rumah. “Untuk ini, kami serius dengan mengerahkan pecalang untuk penertiban,” katanya.
Editor Wes Arimbawa/Tim BVN