Beranda Badung News Bupati Giri Prasta Hadiri Upacara Rsi Yadnya Munggah Sulinggih di Desa Sembung,...

Bupati Giri Prasta Hadiri Upacara Rsi Yadnya Munggah Sulinggih di Desa Sembung, Mengwi

Hosting Indonesia

ist

MUNGGAH SULINGGIHBupati Giri Prasta saat menghadiri Upacara Rsi Yadnya Munggah Sulinggih terhadap Ida Bhawati Made Tames beserta istri di Br. Tauman, Desa sembung, Kecamatan Mengwi, Rabu (23/6).

 

MANGUPURA (BALIVIRALNEWS) –

Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta yang juga selaku Ketua Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Provinsi Bali menghadiri Upacara Rsi Yadnya Munggah Sulinggih terhadap Ida Bhawati Made Tames beserta istri yang digelar di Br. Tauman Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Rabu (23/6). Dalam upacara yang turut dihadiri oleh Kadis Kebudayaan Kabupaten Badung Gede Eka Sudarwitha, Ketua PHDI Badung Gede Rudia Adiputra beserta tokoh masyarakat Sembung tersebut, Bupati Giri Prasta turut menyerahkan punia kabupaten berjumlah Rp 50 juta dan punia pribadi berjumlah Rp 10 juta kepada panitia karya.

Dalam sambrama wacananya Giri Prasta kembali mempertegas bahwa menjadi sebuah kewajiban bagi pihaknya untuk mengingatkan semeton Pasek agar selalu eling pada jati diri dalam melaksanakan Catur Swadarmaning dan Sesana Kepasekan. “Saya ingatkan semeton Pasek untuk menunjukkan jati diri, dengan mengedepankan rasa bakti ring Ida Hyang Widhi Wasa, bakti ring kawitan, tindih ring bhisama dan guyub ring semeton,” ingatnya.

Hal ini bukan tanpa alasan. Karena menurut Giri Prasta, semeton Pasek itu saling sumbah, saling parid dan mesidikara. “Saling sumbah karena satu Hyang Kawitan. Masidikara artinya duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Saling parid, satu gelas kopi bisa berbagi, itulah Pasek sujati,” ujarnya.

Lebih lanjut Giri Prasta memaparkan tentang Catur Bandana Dharma yang terdiri atas Amari Wesa, dalam hal ini seorang sulinggih seharusnya menggunakan busana memakai kain putih, baju putih, saput atau selendang putih/kuning, memakai destar putih dan bentuk destar magelung. Amari aran, dalam hal ini seorang sulinggih telah menerima gelar/nama baru, Amari Sesana, dalam hal ini seorang sulinggih harus mampu mengubah perilaku dan kebiasaan buruknya. Maguru Susrusa, dalam hal ini seorang sulinggih semestinya tekun dan taat mempelajari serta menerapkan isi dari sastra Kusuma Dewa serta memohon bimbingan seorang nabe.

Baca Juga  Sambut Kunjungan Dekranasda Kaltim, Ny. Putri Koster Ungkap Cara Pertahankan Pasar Lokal

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung Gede Eka Sudarwitha, mengajak para sulinggih untuk membangun sinergitas dengan desa adat dalam melakukan pembinaan kepada krama desa berkenaan dengan 3 unsur pokok agama Hindu yang meliputi tattwa sebagai dasar keyakinan beragama.

Tata susila, untuk mengetahui hakikat kebenaran sesuatu dan upacara agama, wujud simbolis komunikasi manusia dengan Tuhannya. “Dengan kata lain sulinggih adalah Adi Guru Loka, guru utama dalam masyarakat. Pekerjaan pokoknya dalam ngeloka palasraya adalah mendidik masyarakat,” ucapnya.

Ketua PHDI Badung Gede Rudia Adiputra berharap pelaksanaan upacara munggah sulinggih ini dapat berjalan lancar serta direstui oleh Betara lelangit dengan selalu memberikan anugerah kesehatan dan keselamatan kepada sang munggah sulinggih. “Di Indonesia hak kewajiban maupun kewenangan sulinggih itu sama. Mari umat semua hormat pada catur guru dan menjalankan ajaran agama sesuai dengan pakem dan dresta yang ada di Bali,” ujarnya.

Untuk diketahui bersama bahwa Ida Bhawati Made Tames kelahiran Desa Sembung, 4/5/1965, sedangkan Ida Bhawati Pasek Istri Ni Made Sri Arsini kelahiran Denpasar, 13/9/1967.

#humasbadung

Editor Devi Karuna

Hosting Indonesia