Beranda Badung News Kunjungan Wisatawan Merosot, Revitalisasi Pantai Kuta Mendesak

Kunjungan Wisatawan Merosot, Revitalisasi Pantai Kuta Mendesak

ist

Nyoman Graha Wicaksana

 

MANGUPURA (BALIVIRAL NEWS) –
Revitalisasi atau penataan pantai Kuta dinilai sangat mendesak. Hal ini karena objek wisata yang sempat kesohor seantero jagat tersebut sangat jenuh dan wisatawan mulai mengalihkan kunjungan ke objek pantai lainnya.
Hal ini dikemukakan pendatang baru di DPRD Badung Nyoman Graha Wicaksana, saat ditanya apa yang akan menjadi perjuangannya sebagai anggota legislatif, Rabu (7/8) kemarin. “Kami pikir, revitalisasi pantai Kuta sudah sangat mendesak,” tegas anggota Fraksi PDI Perjuangan dapil Kuta tersebut.
Menurutnya, dari awal pantai Kuta tetap seperti itu. Dengan demikian, wisatawan tampak mulai jenuh dan mengalihkan kunjungan ke objek wisata pantai lainnya seperti pantai Jerman, Melasti dan pantai Pandawa yang memiliki spot-spot baru yang diminati. “Jika tidak direvitalisasi, kami yakin pantai Kuta akan makin ditinggalkan,” katanya.
Turunnya jumlah wisatawan yang datang ke Kuta juga terindikasi dari omzet pedagang di sepanjang jalan pantai Kuta dan sekitarnya sangat anjlok. Omzet pedagang turun drastis sejak beberapa tahun terakhir.
Dia memaparkan data, dulu sewa kios di sepanjang jalan pantai Kuta di atas Rp 150 juta per tahun. Nilai sewa ini tak ditawar lagi oleh penyewa karena memang wisatawan banyak dan omzet mereka tinggi.
Namun yang terjadi sekarang, ujar Graha, kios disewakan Rp 80 juta belum tentu laku. “Ini tentu karena omzet pedagang yang turun drastis sehingga penyewa pun berpikir untuk menyewa kios,” tegasnya.
Untuk bentuk atau wujud revitalisasi ini, Graha menyatakan perlu intervensi pihak pemerintah. Sejak awal, di Kuta desa adat yang dominan bergerak. “Sekarang ini, sudah saatnya pemerintah melakukan intervensi sehingga Kuta tetap menjadi idola wisatawan,” katanya.
Selain karena destinasi yang sudah jenuh, kata Graha, sejumlah kasus yang tak tuntas menjadi pemicu menurunnya kunjungan ke Kuta. Dia menunjuk kasus gepeng, begal, perampokan, dan kasus penipuan oleh money changer.
Kasus ini kelihatannya kecil, namun memberi gaung negatif yang sangat besar. “Ini juga harus dituntaskan,” tegasnya.
Edited by N. Suardani
Baca Juga  Kerja Sama dengan NGO, KUI Unud Gelar "Workshop" dan Pengabdian di Hutan Bakau
Hosting Indonesia