bvn/sar
NGORTE – Kepala OJK KR 8 Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu didampingi Direktur Pengawasan LJK Ananda R. Mooy menggeber investor pasar di Bali pada periode Agustus 2023 dalam acara NGORTE, Selasa (24/10/2023).
DENPASAR (BALIVIRALNEWS) –
Jumlah investor pasar modal wilayah Bali masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yang mencapai double digit secara yoy. Pada Agustus 2023, jumlah investor saham di Bali 108.472 single investor identification (SID) atau tumbuh 21,71 persen yoy. Hal itu diungkapkan Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu didampingi Direktur Pengawasan LJK Ananda R. Mooy, dan sejumlah pejabat OJK KR 8 lainnya dalam jumpa media bertajuk NGORTE (Ngopi Bersama Update Berita), di Kantor OJK KR 8 di bilangan Jalan Supratman Denpasar, Selasa (24/10/2023).
Menurut Kristrianti, jumlah investor Reksa Dana dan SBN yang masing-masing tumbuh 22,74 persen yoy dan 27,62 persen yoy. “Nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp 4,60 triliun atau tumbuh 9,26 persen yoy melandai dibandingkan Juli 2023 yang sebesar 14,56 persen yoy,” katanya.
Perkembangan sektor lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, dan Fintech Peer to Peer Lending Piutang Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan di Bali posisi Agustus 2023 masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Pembiayaan dari perusahaan pembiayaan di Bali mencapai Rp10,31 triliun, tumbuh 59,77 persen yoy sedikit melandai dibandingkan posisi Juli 2023 sebesar 62,30 persen yoy, namun meningkat tajam dibandingkan posisi Agustus 2022 yang mengalami kontraksi minus 0,78 persen yoy.
Pembiayaan tersebut, ujarnya, didominasi oleh pembiayaan kepada perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor serta pembiayaan kepada
aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya. Sementara itu, penyaluran pembiayaan melalui fintech peer to peer lending masih menunjukkan pertumbuhan double digit 33,90 persen yoy meningkat dibandingkan Juli 2023 yang tumbuh 43,28 persen yoy.
Pembiayaan modal ventura, ujar Kristrianti, Rp 88,18 miliar atau tumbuh 14,64 persen yoy, meningkat dibandingkan Juli 2023 yang tumbuh 10,28 persen yoy dan mengalami kenaikan cukup tinggi dibandingkan dengan posisi Agustus 2022 yang tumbuh 8,28 persen yoy.
Di sisi lain, tingkat pembiayaan bermasalah relatif rendah dan terkendali. Tingkat non
performing financing (NPF) posisi Agustus 2023 untuk perusahaan pembiayaan 1,53 persen, perusahaan modal ventura 1,31 persen, dan tingkat wan prestasi 90 hari (TWP 90) dari fintech lending yang juga sebesar 1,32 persen.
Di bagian lain, Kristrianti juga menegaskan, OJK terus berupaya mendorong perluasan jangkauan program literasi dan edukasi keuangan melalui pelaksanaan kegiatan secara online maupun offline yang diharapkan dapat menjangkau masyarakat. OJK berupaya untuk mengakselerasi keterlibatan seluruh stakeholder, khususnya pelaku usaha jasa keuangan dalam rangka meningkatkan daya jangkau Bulan Inklusi Keuangan yang diselenggarakan setiap Oktober.
Dalam rangka memperkecil gap tingkat literasi dan inklusi di Bali, ujarnya, OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara terus melakukan bauran strategi yang dilaksanakan antara lain melalui edukasi keuangan secara tatap muka, edukasi keuangan secara online, aliansi strategis, dan juga melalui edukasi keuangan secara tematik. Selama 2023 hingga September, OJK Bali telah melaksanakan 300 kegiatan edukasi keuangan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali yang telah menjangkau lebih dari 50 ribu orang, dan juga edukasi melalui sosial media yang menjangkau lebih dari 151 ribu orang selama tahun 2023 hingga bulan September. (sar)