bvn/dok
Pengamat pariwisata I Wayan Puspanegara Sp, M.Si.
MANGUPURA (BALIVIRALNEWS) –
Banyaknya bule yang berulah belakangan ini mendapat sorotan dari pengamat pariwisata yang juga anggota DPRD Badung 2024-2029 terpilih I Wayan Puspanegara, SP, M.Si. Menurutnya, ini jelas menunjukkan adanya error dalam tata kelola pariwisata kita, terutama menyangkut behavior wisman secara umum.
Kepada Baliviralnews.com, Jumat (21/6/2024), Puspanegara menyatakan, dalam hal pariwisata berkualitas dan berkelanjutan serta standar penyelenggaraan kepariwisataan budaya Bali ada fenomena nyeleneh atas maraknya perilaku bule yang makin menjadi-jadi, liar dan chauvinis. “Ada apa sesungguhnya,” ujarnya bernada tanya.
Jika memotret perkembangan pariwisata saat ini, Puspanegara yang kini menjadi anggota DPRD Badung dari Partai Gerindra, selain kita patut bersyukur pariwisata menjadi generator pertumbuhan ekonomi, di sisi lain kita lupa akan dampaknya yang begitu dahsyat menyentak dan memalukan. “Setidaknya ada 5 persoalan mendasar yang saya jumpai sebagai pelaku pariwisata yang mereduksi tatanan destinasi kita,” tegas tokoh dari Legian Kuta tersebut.
Pertama, lingkungan mengalami tekanan yang luar biasa hingga tata ruang menjadi kacau balau, sampah bertebaran, hingga terkikisnya secara masif pesona bentang alam.
Kedua, infrastrukur yang belum mengarah world class infrastructure. Trotoar tidak layak, canstein suram, jalan-jalan sempit, hingga macet parah di kawasan yang bertumbuh, over head capital semrawut, tiang beranak, kabel-kabel bercucu bak jaring laba-laba raksasa.
Ketiga, keamanan kita tampak tak settle. Tiap hari ada copet, jambret, penipuan MC, hingga kriminalitas macam rupa dilakukan oleh pelaku kejahatan dan juga oleh bule. Kita rindu hadirnya tourism police.
Keempat, behavior. Perilaku masyarakat dan juga prilaku wisman tampaknya setali tiga uang. Banyak bule yang juga meniru perilaku warga, hingga berperilaku beringas, kasar, ngamuk, berkelahi dan terakhir membawa truk ugal-ugalan hingga masuk ke bandara. Tentu bandara sebagai objek vital ternyata sangat mudah ditembus oleh pelaku kejahatan. Bayangkan jika truk itu isinya bahan peledak, betapa lemah sistem keamanan dan cegah dini keamanan di objek vital bandara.
Kelima, good will pemerintah terhadap pariwisata belum terlihat signifikan kecuali pemerintah sangat agresif menarik PHR dan tourism levy yang arah penggunaannya belum terasa menjadi equalizing power dalam memajukan dan menjadikan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Dari potret ini, dia melihat betapa semrawutnnya pengelolaan kepariwisataan kita, hingga memunculkan perilaku bule yang justru mereduksi kualitas destinasi kita. “Oleh karena itu saya berpandangan bahwa bule yang berkelakuan buruk ini sebaiknya ditahan dan dideportasi dengan cepat,” katanya.
Selanjutnya, dia meminta announcement tentang do and don’t bagi wisman diperkuat, melalui front liner seperti para guide, front desk accomodation, driver, hingga pengelola objek dan destinasi. Jadi perlu ada program penguatan behavior masyarakat penyangga destinasi untuk bisa berpartisipasi aktif dalam turut mengawasi perilaku wisatawan.
Puspanegara berharap tourism police segera ditugaskan di titik-titik destinasi untuk memantau wisman dan situasi keamanan destinasi berkolaborasi dengan Bankamda, Linmas dan Pam Swakarsa lainya. “Jadi terkait perilaku nyeleneh bule ini, langkah mendesak adalah penjarakan mereka lalu segera dideportasi,” ujarnya. (sar)