ist
TATA RIAS – Pengelola LKP Agung Dr. Dra. AA Ayu Ketuit Agung, M.M., tampak tengah memberikan workshop tata rias pengantian Bali agung dan madya.
DENPASAR (BALIVIRAL NEWS) –
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung kembali menggelar workshop, uji kompetensi dan dimeriahkan dengan lomba tata rias pengantin Bali modifikasi, Minggu (23/6) di Wantilan Gedung Pers Bali Ketut Nadha Denpasar. Pemenang lomba yang memperebutkan hadiah jutaan rupiah tersebut, akan mewakili Bali untuk berlomba di tingkat Nasional pada Juli mendatang.
Pemilik LKP serta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Agung, Dr. Dra. Anak Agung Ayu Ketut Agung, MM., mengatakan peserta uji kompetensi 25 orang, peserta workshop 60 orang dan peserta lomba 21 orang. “Lomba ini sangat bergengsi karena pemenangnya yaitu juara I selain mendapatkan hadiah Rp5 juta juga akan mewakili Bali untuk lomba ke tingkat nasional yang memperebutkan piala bergilir dan uang tunai total Rp33 juta,” terang Bu Agung. Sementara juara II mendapatkan uang Rp2 juta, juara III mendapatkan uang Rp1 juta dan tentunya para pemenang juga mendapatkan piala dan piagam. Sedangkan bagi mereka yang belum berhasil mendapatkan predikat terbaik akan diberikan beasiswa kursus tata rias pengantin Bali di LKP Agung.
“Kegiatan ini kami bekerja sama dengan Viva Cosmetics, yang selalu berkomitmen dalam membantu pelestarian budaya khususnya tatarias tradisional yang sangat beragam di Indonesia, salah satu tata rias pengantin Bali. Kami juga menggandeng WHDI, Katalia, Tiara Kusuma dan tentunya Bisnis Bali sebagai partner,” ucap Ketua DPD Katalia Bali tersebut.
Ketua Umum Ke Pusat, Siti Kundari Mulyono, MA., usai membuka kegiatan memaparkan ujian kompetensi yang dilaksanakan tersebut sangat penting dan memang wajib diikuti oleh semua penatarias. “Tujuan uji kompetensi ini adalah supaya peserta yang memiliki keterampilan, punya tanda bahwa dia itu kompeten. Tandanya itu dari LSP, sehingga mereka memiliki daya saing yang mungkin tidak dimiliki oleh salon dan penatarias lain,” ungkap Kun.
Sementara kepada peserta lomba, Kun berharap setelah mengikuti lomba juga harus mengikuti uji kompetensi. “Sekarang banyak yang otodidak, dan memiliki kemampuan yang cukup dibidang tatarias pengantin ini. Tapi harus dipatenkan lagi dengan mengikuti uji kompetensi, sehingga benar-benar diakui kemampuannya,” tandasnya. Apalagi pemenang lomba akan mewakili Bali berlomba di Surabaya, 2 Juli 2019 untuk memperebutkan piala dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Sekertaris WHDI Provinsi Bali, Ida Ayu Candrawati mewakili Ketua WHDI mengatakan bekerjasama dengan LKP Agung dalam upaya pelestarian budaya dan pemberdayaan perempuan. “Sebagai organisasi wanita berbasis Hindu, kami berupaya mengembangkan umat sedarma agar turut melestarikan budaya dan secara ekonomi juga bendaya bisa menghasilkan sesuatu dan memberi nilai tambah pada diri,” tuturnya.
Lebih jauh dikatakan WHDI konsen dalam pelestarian budaya, termasuk pakem – pakem dari tata rias pengantin Bali. “Meskipun sekarang sudah ada tata rias modifikasi, tapi pakem – pakem tersebut harus dilestarikan,” tandasnya.
Dari hal tersebut pemberdayaan perempuan juga dilakukan karena perempuan di Bali itu harus berdaya sambil melestarikan pakaian adat Bali, karena ada banyak jenis pakaian adat ada madya, pakaian adat agung kemudian adat modifikasi. “Walaupun sekarang ada makeup modern, namun kita harus melestarikan pakem – pakem yang sudah menjadi budaya kita,” pungkasnya. Juara I diraih I Gusti Agung Ngurah Bagus Sugiantara, Juara II diraih Ni Komang Widiasih dan Juara III Yuni Antari.
Edited by N. Suardani