bvn/sar
Dr. Drs. Putu Parwata MK, M.M.
MANGUPURA (BALIVIRALNEWS) –
Selain sejumlah figur yang telah muncul sebelumnya seperti Gusti Anom Gumanti, Wayan Adi Arnawa, I Bagus Alit Sucipta, aspirasi lain juga berkembang di masyarakat. Putu Parwata yang kini Ketua DPRD Badung dinilai paling layak maju menjadi Calon Bupati (Cabup) Badung periode 2024-2029 dari PDI Perjuangan dengan pertimbangan ada di struktur sebagai Sekretaris DPC PDI Perjuangan Badung.
Selain itu, nama Putu Parwata juga selalu muncul dalam berbagai survei baik yang dilakukan internal PDI Perjuangan maupun di luar partai. Satu pertimbangan lagi, politisi PDI Perjuangan Dapil Kuta Utara ini dinilai sudah bekerja untuk kepentingan partai.
Apa tanggapan Putu Parwata terkait aspirasi ini? Ditemui di kediamannya Banjar Kwanji, Dalung, Kuta Utara, Sabtu (30/3/2024), politisi terpilih untuk periode 2024-2029 ini menyatakan terima kasih terhadap seluruh masyarakat Badung khususnya masyarakat di dapilnya Kuta Utara. “Kalaupun masyarakat memiliki satu aspirasi dan memberi kepercayaan penuh kepada saya, pada prinsipnya semua kami terima. Apa pun yang menjadi aspirasi masyarakat, apalagi memberikan dukungan untuk maju sebagai Bupati Badung,” tegasnya.
Terkait aspirasi ini, dia menegaskan tidak akan pernah meminta satu jabatan di partai. Yang jelas, sebagai kader PDI Perjuangan dia selalu tegak lurus untuk melaksanakan perintah partai. Perintah partai bahwasanya siap turun ke bawah, siap bekerja dengan masyarakat, siap mengawal kepentingan-kepentingan masyarakat dan selalu ada bersama masyarakat.
Menurutnya, ini yang menjadi perintah sehingga dengan demikian, kedekatannya sebagai kader partai dengan masyarakat terus terbangun dengan baik dan intens. Dengan begitu, perintah partai tak ada sekat-sekat dengan masyarakat. Kapan pun pihaknya siap, mulai orang sakit, orang punya kebutuhan khusus atau disabilitas, memfasilitasi anak-anak sekolah, bencana dan sebagainya termasuk pembangunan rumah ibadah, semuanya dikawal dengan baik.
“Jadi kalau kita sudah kawal dengan baik, masyarakat akan melihat sendiri apa yang sudah kita laksanakan. Saat ini, memang sudah jadwal perhelatan politik berupa pildada serentak pada 27 November mendatang. Saya akan menerima apa yang ditugaskan oleh paratai. Itu yang akan saya jalankan dan amanah itu akan saya teruskan supaya saya bisa mengerjakan secara baik dengan penuh tanggung jawab,” tegasnya sembari menambahkan, pihaknya selalu akan tegak lurus karena ini adalah satu garis partai.
Terhadap aspirasi yang ada, pihaknya tetap memberikan apresiasi. “Apakah kami nanti ditugaskan atau tidak, itu kewenangan DPP Partai khususnya Ketua Umum Hj. Megawati Soekarnoputri. Kami siap melaksanakan perintah tersebut. Saat ini, kami hanya bekerja, terus melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat supaya tidak ada gap antara PDI Perjuangan dengan masyarakat,” tegasnya lagi.
Saat ditanya apakah aspirasi yang berkembang di masyarakat menjadi pertimbangan partai untuk menentukan calon Bupati khususnya di Badung? Parwata mengaku tetap bekerja saja. Prinsipnya, saya diperintahkan oleh partai untuk bekerja, bekerja untuk masyarakat. “Nanti kalau DPP Partai akan melakukan satu langkah-langkah strategis dalam menempatkan kader-kader partainya, tentu DPP punya kewenangan untuk melihat. Cara melihanya dengan data-data secara kongkret. Artinya tentu akan dilihat bagaimana kinerja kader partai. Itu yang saya tahu,” katanya.
Begitu juga bagaimana loyalitasnya kepada partai, apakah dia sudah bekerja atau tidak. Yang paling penting sekarang ini eranya digital. Itu tidak bisa dilepas. Pasti akan melakukan survei, tidak mungkin tidak. Itu basic baik secara politis maupun secara akademis itu pasti menggunakan statistik atau data. Itu menjadi kewenangan DPP PDI Perjuangan dalam menentukan siapa yang menjadi bakal calon bupati, tentu DPP mempunyai langkah-langkah sehingga dapat dipilih kadernya yang terbaik.
Terkait aspirasi yang santer di masyarakat yakni keinginan koalisi Merah-Kuning antara PDI Perjuangan dengan Partai Golkar, Putu Parwata mengaku mendengar aspirasi yang santer tersebut saat turun ke bawah dari Petang hingga Kuta Selatan. “Saya juga mendengar berita-berita atau isu-isu seperti ini, bagaimana kalau Merah-Kuning dipadukan. Itu banyak yang berkembang,” ujarnya.
Walau begitu, Parwata menegaskan bukan kapasitasnya (Putu Parwata, red) yang menentukan bahwa ini cocok Merah dengan Kuning digabung menjadi satu sehingga melawan kotak kosong seperti pola yang sudah dilakukan oleh pasangan Giri Prasta dan Ketut Suiasa. Kalau Merah-Kuning bergabung, artinya yang dilawah kotak kosong. Dua partai lain yang ada di DPRD Badung tidak memenuhi parlemen threshold.
Akan tetapi, ini sekali lagi bukan menjadi domainnya untuk memutuskan seperti ini. DPP Partai mempunyai pakem sendiri, pertimbangan sendiri dan kader partai ditugaskan untuk melayani masyarakat. Karena itu, urusan apakah ini Merah dan Kuning disepakati oleh DPP Partai atau dengan cara-cara yang lain, itu urusannya DPP Partai khususnya yang mulai Ibu Megawati Soekarnoputri.
Dia pun mengaku tidak bisa berpendapat secara sendiri. Isu atau berita yang berkembang di masyarakat Badung ini, saya cek di lapangan memang banyak berkeinginan Merah-Kuning. “Tapi bukan kapastias saya untuk berpendapat cocok tidaknya Merah Kuning. Itu bukan kapasitas saya untuk berpendapatan seperti itu atau memutuskan seperti itu. Sekali lagi tentu DPP Partai sudah mempunyai strategi apakah Merah-Kuning berkoalisi atau ada strategi lain, itu merupakan urusan penuh DPP Partai khususnya Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri,” katanya. (sar)