Beranda Bali News Pemberdayaan Ekonomi, G20 Fokus kepada Perempuan dan Kaum Muda

Pemberdayaan Ekonomi, G20 Fokus kepada Perempuan dan Kaum Muda

Hosting Indonesia

bvn/sar

Kepala Departemen Pengembangan dan Perlindungan UMKM BI Yunita Resmi Sari.

 

MANGUPURA (BALIVIRALNEWS) –

G20 memfokuskan perempuan dan kaum muda dalam pemberdayaan ekonomi. Hal ini mendapat dukungan dari hampir seluruh anggota karena perempuan dan kaum muda mengalami dampak besar akibat pandemi covid-19.

Hal ini diungkapkan Kepala Departemen Pengembangan dan Perlindungan UMKM Bank Indonesia Yunita Resmi Sari di sela-sela International Seminar Digital Transformation for Finansial Inclusion of Women, Youth and  MSMEs to Promote Inclusive Growth, di Hotel Mulia Nusa Dua, Rabu (11/5). “Salah satu yang ingin dituju yakni penguatan UMKM dari sisi pemasaran yang dihubungkan dengan e-commerce,” ujarnya.

Kenapa perempuan? Menurutnya, karena perempuan merupakan salah satu tulang punggung dari perekonomian terutama pelaku UMKM. Dari 96 juta yang terdampak pandemi di seluruh dunia, tegasnya, 47 jutanya adalah kaum perempuan.

Ketika kaum perempuan ini disentuh treatment, dia akan membalikkan situasi. Bukan hanya dari sisi perekonomian tetapi juga dari sisi kesejahteraan keluarga. “Ada dua hal yang bisa langsung disentuh. Kita menaruh perhatian khusus kepada perempuan,” tegasnya.

Sementara untuk kaum muda, katanya, pandemi ini mengakibatkan banyak terjadi pengangguran. Yang paling banyak terdampak adalah kaum muda. Bagaimana kaum muda ini tidak hanya tumbuh menjadi kelompok penerima bantuan sosial, tetapi mereka berdaya kembali sehingga menjadi tulang punggung ekonomi lagi. Itu sangat penting bagi negara kita.

Negara kita dengan keunggulan demografi yang sebagian besar adalah usia produktif akan sangat penting untuk memberdayaklan kelompok ini. “Kita sangat mendukung ketika G20 mengusulkan kelompok inilah yang akan menjadi fokus,” katanya.

Untuk ini, G20 paling banyaknibersepakat melakukan penguatan terhadap pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). UMKM harus sudah siap ketika terhubung dengan e-commerce dari sisi marketingnya. E-commerce, ujarnya, untuk sisi marketingnya maupun untuk sistem pembayaran dan pinjaman. Jadi merupakan dua sisi yakni sisi UMKM maupun infrastruktur.

Baca Juga  Koster Perjuangkan Hak Paten Arak Bali ke Kemenkumham RI sebagai Usada Tradisional Bali

Menurut Yunita Resmi Sari, digital banyak inovasinya. Ada inovasi ada risiko. Untuk itu, Bank Indonesia menyeimbangkan dengan menerapkan prinsip-prinsip perlindungan konsumen. “Kita ada yang namanya finansial consumer protection. Di situ Bank Indonesia membuat suatu regulasi kerangka pengaturan. Kita menerbitkan Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Dewan Gubernur yang menjadi dasar dari kita untuk melakukan perlindungan konsumen,” ujarnya.

BI, menurutnya, melakukan perlindungan konsumen melalui tiga hal. Pertama penguatan regulasinya, kedua pengawasan khususnya untuk sistem pembayaran karena menjadi kewenangan Bank Indonesia. Jadi kita memperkuat pengawasannya, market conduct supervition. Yang ketiga, BI memperkuat edukasi untuk meningkatkan literasi. Jadi ada peraturannya, ada pengawasannya dan ada untuk penguatan edukasi, literasi mengenai keuangan digital ini,” katanya.

International Seminar Digital Transformation for Finansial Inclusion of Women, Youth and  MSMEs to Promote Inclusive Growth menampilkan sejumlah narasumber. Di antaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati. (sar)

 

 

Hosting Indonesia