Beranda Denpasar News Sekeha Palegongan Sekar Kumara Duta Denpasar Tampil Memukau di PKB XLVI

Sekeha Palegongan Sekar Kumara Duta Denpasar Tampil Memukau di PKB XLVI

bvn/hmden

SEKAR KUMARA – Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menyaksikan penampilan Sekeha Palegongan Sekar Kumara, Br. Abiannangka Kaja, Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Jumat (5/7) malam.

 

DENPASAR (BALIVIRALNEWS) –

Sekaa Palegongan Sekar Kumara, Br. Abiannangka Kaja, Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur Duta Kota Denpasar sukses memberikan penampilan terbaiknya pada Parade Palegongan Klasik PKB XLVI tahun 2024 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center, Denpasar, Jumat (5/7) malam.

Tampil mebarung bersama Sanggar Kuta Kumara Agung, Br. Temacun, Desa Kuta, Duta Kabupaten Badung, Sekeha Palegongan Sekar Kumara sukses memukau penonton yang hadir. Tak jarang, riuh tepuk tangan hingga sorak sorai penonton mewarnai jalannya pementasan. Turut hadir menyaksikan dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Camat Denpasar Timur Ketut Sri Karyawati serta undangan lainnya.

Koordinator Sekeha Palegongan Sekar Kumara, Br. Abiannangka Kaja, I Wayan Joni Suparma menjelaskan, berbagai persiapan terus dilaksanakan guna mendukung optimalnya pementasan Sekeha Palegongan Sekar Kumara. Proses latihan dan pembinaan telah dilaksanakan sejak Bulan Januari dan hari in kita bersyukur pementasan berjalan lancar.

Lebih lanjut dijelaskan, sebagai Duta Kota Denpasar pada Parade Palegongan Klasik, Sekeha Palegongan Sekar Kumara membawakan 4 materi yakni Tari Kreasi Ratu Anom, Tabuh Ngikal, Tabuh Klasik Gilak Ceng-Ceng dan Tari Klasik Legong Keraton Lasem.

Lebih lanjut dijelaskan, Tari Kreasi Ratu Anom merupakan sebuah karya dengan konsep penyatuan karakter ksatria dengan sastra diumpamakan pohon muda yang dalam usahanya mengembangkan kehidupan yang menitikberatkan pada air dan matahari. Fenomena itu tidak lepas dari seorang pemimpin besar yang menguasai sastra yakni Cokorda Mantuk Ring Rana yang dimuliakan dengan sebutan Ratu Anom.

Baca Juga  Sekeha Janger Padma Gita Br. Bengkel Tampilkan “Prastiteng Ing Samudera” di Gelaran PKB XLV

Selanjutnya, Tabuh Ngikal berasal dari Ngikal yang merupakan pola transisi dari bagian pengawak ke bagian penyuwud yang terdapat pada lagu atau pupuh dalam gamelan gambang. Pola permainan ini dimainkan dengan irama tiga per empat secara berulang ulang pada akhir sebuah lagu atau pupuh. Hal inilah yang ditransformasikan ke dalam pola permainan barungan gamelan palegongan.

Sementara Tabuh Klasik Gilak Ceng-Ceng identik sebagai sebuah tabuh petegak yang telah diwariskan secara turun-temurun dan biasanya dimainkan sebelum Tari Sang Hyang Dedari Legong Kraton Lasem mesolah atau mepajar. Sebagai penampilan pamungkas, turut dipersembahkan Tari Klasik Legong Keraton Lasem. Tari ini menceritakan keinginan Raja Adipati Lasem untuk meminang Rangkesari yaitu seorang putri dari Kerajaan Daha. Akan tetapi, perbuatan tidak terpuji dilakukan dengan menculik sang putri. Sang putri menolak pinangan dari Sang Adipati sebab ia telah terikat oleh Raden Panji dari Kahuripan.

Mengetahui adiknya diculik, lanjut Joni Suparma menuturkan, Raja Kediri yaitu kakak dari Putri Rangkesari menyatakan perang kepada Raja Adipati Lasem. Sebelum berperang Adipati Lasem harus menghadapi serangan burung garuda, tetapi berhasil melarikan diri, dan akhirnya tewas dalam medan pertempuran ketika melawan Raja Daha.

“Tentu kami bersyukur diberikan kesempatan menjadi Duta Kota Denpasar pada PKB XLVI Tahun 2024, dan kita bersyukur bisa memberikan penampilan yang maksimal,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekeha Palegongan Sekar Kumara, Br. Abiannangka Kaja, Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur Duta Kota Denpasar yang hari ini sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.

Jaya Negara mengaku bangga dengan Sekeha Palegongan Sekar Kumara yang telah kukuh mempertahankan seni klasik sebagai sebuah ciri khas. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi kelestarian kesenian palegongan di Kota Denpasar. (gie/hmden)

Baca Juga  Desa Dauh Puri Kaja Gelar Pendataan Penduduk Non-Permanen

 

Hosting Indonesia