Beranda Bali News Studi Banding, Setwan DPRD Bali Bersama Forwad Kunjungi Dinas Pariwisata Provinsi DIY

Studi Banding, Setwan DPRD Bali Bersama Forwad Kunjungi Dinas Pariwisata Provinsi DIY

bvn/sar

DISPAR DIY – Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Lis Dwi Rahmawati menerima kunjungan rombongan Setwan DPRD Bali bersama 26 anggota Forward, Kamis (31/10/2024). 

 

YAGYAKARTA (BALIVIRALNEWS) –

Sekretariat DPRD (Setwan) Provinsi Bali bersama Forum Wartawan DPRD Bali (Forward), Kamis (31/10/2024) menggelar studi banding ke Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Rombongan dipimpin Kasubbag TU, Kepeg, Humas dan Protokol Kadek Putra Suantara. Studi banding ini melibatkan sejumlah staf Setwan, dan sekitar 26 anggota Forward baik dari media cetak, elektronik, dan media online.

Rombongan diterima Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi DIY Lis Dwi Rahmawati, SE didampingi Perencana Ignatius Riadi, SE, MT. Acara diawali dengan perkenalan anggota rombongan serta penerima di Dinas Pariwisata Provinsi DIY.

Menyampaikan tujuan kunjungan, Kadek Putra Suantara mengungkapkan, DIY dan Provinsi Bali memiliki kesamaan yakni mengandalkan pariwisata sebagai penopang pendapatan daerah. “Sebagai gambaran, kami ingin tahu kiat-kiat Provinsi DIY agar pariwisata tetap bisa eksis,” ungkapnya.

Selain sebagai pendapatan daerah, ujar Kadek Putra Suantara, sektor pariwisata juga memberikan imbas ekonomi kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta sektor pertanian. Khusus di Bali, produk UMKM seperti suvenir banyak terserap karena menggeliatnya sektor pariwisata, demikian juga dengan sektor pertanian. “Kami ingin tahu seberapa besar sektor pariwisata DIY mampu memberikan dampak ekonomi bagi UMKM dan pertanian,” ujarnya.

Foto bersama di Dinas Pariwisata DIY.

Agar ini bsia berjalan baik, Kadek Putra menyatakan sektor pariwisata harus ada sinergisitas antara pelaku pariwisata, pemerintah termasuk dengan pelaku UMKM dan sektor pertanian. Dengan begitu, dampak pariwisata tidak hanya dinikmati oleh pelaku-pelaku pariwisata tanpa memberikan dampak ikutan bagi sektor lainnya.

Baca Juga  Di Denpasar, Kasus Sembuh Covid-19 Bertambah 8 Orang, Kasus Positif Bertambah 4 Orang

Menjawab hal ini, Sekdis Lis Dwi Rahmawati mengungkapkan, wisatawan yang datang ke DIY berbeda dengan wisatawan ke Bali. “Di DIY, yang datang dominan wisatawan Nusantara, sementara untuk wisman hanya dari Malaysia dan Singapura yang masih serumpun. Karena itu, wisman yang datang ke DIY masih mengikuti ketentuan atau norma dan jarang ada wisman yang berbuat melanggar hukum seperti lalu lintas, melakukan aksi kriminal, melanggar kesucian tempat suci dan sebagainya,” ujarnya sembari menambahkan, lama tinggal wisatawan di DIY juga sangat singkat, rata-rata 1,4 hari.

Ditanya mengenai pendapatan dari sektor pariwisata yang bisa didapat oleh provinsi, Lis Dwi Rahmawati menyatakan tak jauh berbeda dengan Bali. Pendapatan sektor pariwisata seperti pajak hotel dan retoran (PHR), pajak hiburan, semua menjadi hak kabupaten/kota. “Provinsi termasuk DIY tak memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata,” ujarnya.

Sementara terkait dengan kiat agar wisatawan tidak jenuh datang ke DIY, Sekdis Lis menyatakan, provinsi dengan 4 kabupaten dan satu kota ini melakukannya dengan menggiatkan komunitas desa wisata, selain membuat atraksi-atraksi wisata baru. “Jika ini tidak dilakukan, kami yakin wisatawan akan jenuh datang ke sebuah destinasi wisata,” katanya.

Saat ini, DIY memiliki 224 desa wisata yang ditetapkan melalui Pergub 40 tahun 2020. Untuk menggiatkannya, desa wisata mandiri memperoleh bantuan anggaran Rp 1 miliar per tahun. Ini diambil dari dana keistimewaan DIY dalam bentuk bantuan keuangan khusus (BKK). “Saat ini sudah ada 17 desa mandiri budaya yang memperoleh BKK ini,” tegasnya.

Dia menyatakan, DIY saat ini masih kekurangan akses menuju objek-objek wisata alam yang sesungguhnya sangat menarik. Karena itu, wilayah selatan DIY seperti Kulonprogo, Gunung Kidul, Bantul masih di bawah Kota Yogyakarta dan Sleman. “Kondisi pariwisata di tiga kabupaten di atas masih kurang karena terkendala aksesibilitas,” tegasnya.

Baca Juga  Ketua TP PKK Bali Bantu Balita Kurang Gizi dan Bumil di Desa Tista, Kerambitan

Dia pun tak memungkiri bahwa sektor pariwisata memberikan manfaat bai sektor-sektor lain terutama sektor kerajinan dan produk-produk pertanian. “Dengan menggeliatnya pariwisata, suvenir seperti hasil kerajinan, batik, produk makanan dan jajanan Yogyakarta laku,” ungkapnya.

Setelah acara tanya jawab, acara diakhiri dengan sesi foto bersama. Selain itu, juga ada saling tukar cenderamata. (sar)

Hosting Indonesia