bvn/sar
PARA PEMENANG – Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Prof. E. Aminudin Aziz, MA, Ph.D. berfoto bersama para pemenang serangkaian FHI 2024, Jumat (30/8/2024).
MANGUPURA (BALIVIRALNEWS) –
Festival Handai Indonesia (FHI) tahun 2024 yang diikuti 102 peserta dari 43 negara, Jumat (30/8/2024) resmi ditutup. Penutupan ini dilakukan pada tahapan akhir yakni penentuan pemenang lomba untuk 7 kategori yakni lomba berpidato, bercerita, berpuisi, bernyanyi, berpantun, membawakan reportase dan bersurat.
Untuk lomba berpidato juara I diraih oleh Fanesya Anastasya Meak Da C. Fernandes dari Timor Leste, juara II diraih oleh Mariata Diny dari Madagaskar, dan juara III diraih oleh Noah David Sander dari Amerika Serikat. Selanjutnya untuk lomba bersurat juara I diraih oleh Freddie William Trubing dari Jerman, juara II diraih Jack Greenham dari Australia, dan juara III diraih oleh Mami Koga dari Jepang. Selanjutnya lomba bercerita juara I diraih oleh Aymen Mouhine dari Maroko, juara II Kreyya Dany dari Kamboja, dan juara III diraih oleh Medeleine Weiss Priyambodo dari Swiss.
Lomba berpuisi dimenangkan oleh Jungeun Kee dari Korea Selatan (juara I), Ruwaida Aleemama dari Thailand (juara II), dan Haruka Aoki dari Jepang (juara III). Pemenang lomba berpantun masing-masing Nor Najihah Saad dari Thailand (juara I), Laila Ahmad Elyayed Mohammed Aishoky dari Mesir (juara II), dan Abdalghali Abdallah Mohammed Abdallah dari Sudan (juara III).
Lomba membawakan reportase dimenangkan masing-masing oleh Helena Farrell Bee dari AS (juara I), Miss Nuro Sabuela dari Thailand (juara II), dan Elizaveta Lebedeva dari Rusia (juara III). Satu lagi lomba bernyanyi dimenangkan oleh Jose Carlos Waitilla Silla dari Timor Leste (juara I), Deonizio Mazarello Viana Soares dari Timor Leste (juara II), dan Reneta Nikolova Koleva sebagai juara III.
Acara yang digelar Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa (Pustanda), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) berlangsung sejak 25 hingga 31 Agustus 2024 di Hotel The Patra Bali Resort and Villa di bilangan Tuban, Badung. Ajang yang menjadi tradisi tahunan tersebut diikuti oleh 105 peserta dari 44 negara yang semuanya sudah lolos dari babak penyisihan melalui penilaian karya video dan surat.
Menurut Kepala Pustanda Iwa Lukmana, keberagaman peserta dari berbagai negara menunjukkan tingginya minat masyarakat internasional terhadap bahasa Indonesia. “Gelaran FHI bukan hanya kompetisi melainkan wadah untuk mempererat hubungan antarnegara melalui bahasa,” ujarnya.
FHI, ujarnya, merupakan kegiatan apresiatif yang diselenggarakan dalam bentuk aktivitas kompetitif oleh Badan Bahasa, Kemendikbudristek. Festival ini ditujukan bagi handai Indonesia yang merupakan warga negara asing yang mampu berbahasa Indonesia serta memahami peradaban, masyarakat, dan kebudayaan Indonesia. FHI diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan dan wahana untuk kemahiran dan kreativitas warga negara asing dalam bertutur dan menulis kreatif dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Rangkaian kegiatan Pekan FHI tahun 2024 akan diawali dengan taklimat dan orientasi bagi para peserta pada 26 Agustus 2024. Taklimat ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai jalannya kompetisi serta memperkenalkan peserta dengan lokasi dan budaya Bali. Orientasi ini juga menjadi momen penting bagi para peserta untuk saling mengenal satu sama lain sebelum kompetisi dimulai.
Prof. E. Aminudin Aziz, MA, Ph.D.
Usai menyerahkan hadiah kepada para pemenang dan menutup FHI 2024, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Prof. E. Aminudin Aziz, MA, Ph.D. menyatakan, FHI kali ini memasuki tahun ke-5 yang dimulai sejak tahun 2020. Saat itu, pihaknya menggagas sebuah acara untuk mempertemukan para pembelajar BIFA yang ada di seluruh dunia. “Waktu itu karena kita tidak tahu akan ada covid. Kita agendakan untuk datang ke Indonesia namun saat itu tidak bisa dan dilaksanakan secara zoom meeting,” ujarnya.
Tahun ini, ujarnya, FHI terlihat sangat semarak diikuti oleh negara-negara di dunia. Kita baru meladeni pembelajaran BIFA di 55 negara tetapi yang ikut menjadi peserta 78 negara. Berarti ada 23 negara mengikuti secara mandiri dan ini membahagiakan. “Saya berpikir ini dampak dari dua hal. Pertama diplomasi lunak yang dilaksanakan Kemenlu juga dengan mitra Kemendikbud dalam hal ini Badan Bahasa itu berjalan efektif. Kedua, besar kemungkinan ini adalah dampak dari ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO pada 2023,” katanya.
Menurutnya, pemerintah negara lain melihat sesuatu yang mengagetkan ketika bahasa Indonesia menjadi bahasa UNESCO. Mereka tahu bahwa Indonesia adalah pasar yang sangat besar. Potensi kerja sama ekonominya sangat besar dan menjadi sasaran mereka. Kemudian FHI tahun ini kita sangat bahagia karena materi yang difestivalkan sangat dinamis dalam arti tidak satu arah. Mereka yang bicara tetapi juga ada upaya untuk berinteraksi yang tujuannya untuk menguji.
“Kemampuan mereka luar biasa, bagaimana pun ini adalah potensi yang harus bisa dimanfaatkan terus. Mereka sudah menjadi handai Indonesia, sahabat Indonesia supaya ke depannya mereka jangan dilepas begitu saja. Gunakan mereka untuk menjadi agen-agen persahabatan untuk Indonesia dengan negara-negara itu. Ini 43 negara yang mengirim utusan, bagaimana pun sudah menjadi pasar yang sudah bisa ditangkap. Mereka ini adalah perwakilan kita. Ini paling penting dari pelaksanaan FHI ini,” tegasnya.
Ditanya soal target kegiatan ini, Aminudin Aziz menyatakan, mereka diperkenalkan secara langsung dengan budaya Indonesia. Yang mereka pelajari selama ini tentang Indonesia, itu masih sangat abstrak. Mereka hanya melihat lewat video atau Youtube. Tetapi begitu mereka datang ke Indonesia, bertemu dengan orang Indonesia, merasakan makanan Indonesia, merasakan cuaca Indonesia tentu menjadi nyata. Mereka merasakan keramahan masyarakat Indonesia. Mereka datang ke sini berinteraksi dengan orang Indonesia secara langsung.
Sebagai acara penutup, para pemenang membacakan hasil karyanya. Pemenang I lomba membuat surat membacakan suratnya yang diutjukan kepada Mendikbud Ristek di Jakarta. Begitu juga dengan pemenang lomba puisi dan menyanyi. Mereka tampil dalam acara penutupan tersebut. (sar)